Faktaambon.id, NASIONAL – Kementerian Agama (Kemenag) RI menunjukkan respons cepat dan masif dalam menghadapi musibah banjir bandang. Bencana alam ini melanda tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan duka cita mendalam. Ia juga menekankan bahwa Respons Kemanusiaan Kemenag adalah prioritas utama pemerintah saat ini, per 2 Desember 2025.
Solidaritas dan Dana Bantuan Rp 155 Miliar
Sebagai wujud solidaritas, Kemenag segera mengaktifkan jaringan dan berkolaborasi dengan lembaga keagamaan besar. Lembaga tersebut termasuk Baznas, Poroz, dan FOZ. Upaya cepat ini membuahkan hasil yang sangat signifikan.
Dalam waktu yang sangat singkat, Kemenag berhasil menghimpun dana bantuan sebesar Rp155 miliar. Dana kolosal ini akan segera didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan mendesak para penyintas di lokasi bencana.
Kecepatan Respons Kemanusiaan Kemenag didukung penuh oleh jejaring terperinci di lapangan. Jaringan ini meliputi:
Kantor Urusan Agama (KUA).
Majelis taklim.
Imam masjid.
Unit lintas agama.
Jaringan ini memungkinkan integrasi laporan kondisi real-time ke pusat. Hal ini memperlancar penyaluran bantuan.
Seruan Moral dan Ekoteologi Menag Nasaruddin Umar
Lebih dari sekadar bantuan materi, Menag Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pemulihan psikologis dan spiritual masyarakat. Ia juga menjadikan momen bencana ini sebagai seruan moral yang mendalam tentang pentingnya menjaga alam.
Menag menegaskan bahwa tantangan terbesar bangsa adalah kerusakan lingkungan. Kerusakan ini diakibatkan oleh ulah manusia. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk menyuarakan Seruan Ekoteologi Menag. Konsep ini adalah kesadaran ekologis yang berbasis nilai-nilai keagamaan.
Menag menutup pernyataannya dengan penegasan bahwa merusak alam adalah dosa. Sebaliknya, memperbaikinya adalah amal pahala. Menag juga mengapresiasi tinggi peran media dalam menyebarkan optimisme konstruktif dan menjaga keharmonisan kebangsaan di tengah krisis.
(*Drw)













