Sejarah Imlek: Perayaan Tahun Baru Tionghoa yang Berawal dari Seekor Hewan Buas

Oplus_131072

 

FAKTA GROUP – Imlek, atau Tahun Baru Imlek, adalah salah satu perayaan paling penting dalam budaya Tionghoa. Tradisi ini telah dirayakan selama ribuan tahun dan menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga, menghormati leluhur, serta berharap keberuntungan di tahun yang baru. Berikut adalah sejarah dan makna di balik perayaan Imlek.

Asal Usul Imlek

Imlek berakar dari tradisi agraris masyarakat Tiongkok kuno. Perayaan ini awalnya merupakan bentuk rasa syukur kepada dewa-dewa dan leluhur atas hasil panen yang melimpah. Selain itu, Imlek juga menandai awal musim semi di Tiongkok, sehingga disebut Chun Jie (春节) yang berarti “Festival Musim Semi.”

Legenda populer tentang asal usul Imlek adalah kisah Nian, seekor makhluk buas yang muncul setiap akhir tahun untuk meneror penduduk desa. Penduduk kemudian menemukan bahwa Nian takut pada warna merah, suara keras, dan cahaya terang. Oleh karena itu, mereka mulai menghias rumah dengan kertas merah, menyalakan petasan, dan menggantung lentera merah, yang hingga kini menjadi bagian dari tradisi Imlek.

Penanggalan Imlek

Imlek didasarkan pada kalender lunar, yang berbeda dari kalender Gregorian. Kalender lunar Tionghoa menggabungkan siklus bulan dan matahari, sehingga Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, biasanya antara 21 Januari hingga 20 Februari.

Setiap tahun dalam kalender Imlek diwakili oleh salah satu dari 12 hewan dalam zodiak Tionghoa, seperti tikus, kerbau, harimau, hingga babi. Selain itu, ada lima elemen (kayu, api, tanah, logam, dan air) yang memengaruhi karakteristik tahun tersebut.

Tradisi dan Simbolisme

  1. Membersihkan Rumah
    Sebelum Imlek, keluarga Tionghoa membersihkan rumah mereka untuk mengusir nasib buruk dan menyambut keberuntungan. Namun, menyapu atau membersihkan pada hari pertama Imlek dianggap tabu karena dipercaya dapat “menyapu” keberuntungan.
  2. Angpao
    Pemberian angpao (amplop merah berisi uang) adalah tradisi penting saat Imlek. Warna merah melambangkan keberuntungan, sementara uang di dalamnya adalah simbol harapan untuk kemakmuran.
  3. Makan Bersama
    Makan malam bersama keluarga pada malam Tahun Baru adalah tradisi utama. Hidangan khas seperti ikan (simbol kelimpahan), kue keranjang (simbol kebersamaan), dan pangsit (melambangkan kekayaan) menjadi bagian dari perayaan.
  4. Barongsai dan Petasan
    Tarian barongsai dan naga, serta suara petasan, dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
  5. Lentera Merah
    Lentera merah yang digantung di rumah dan jalan-jalan melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran.

Imlek di Indonesia

Imlek memiliki tempat khusus di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Tionghoa. Setelah sempat dilarang dirayakan secara terbuka selama Orde Baru, Imlek kembali diakui sebagai hari besar nasional pada tahun 2000, berkat keputusan Presiden Abdurrahman Wahid.

Saat ini, Imlek dirayakan secara meriah di berbagai daerah, seperti di Glodok (Jakarta), Semarang, Medan, dan Singkawang, dengan tradisi seperti Cap Go Meh dan atraksi barongsai.

Makna Filosofis Imlek

Imlek bukan sekadar perayaan, tetapi juga momen refleksi. Tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan keluarga, menghormati leluhur, dan hidup dalam harmoni dengan alam.

Dengan segala tradisi dan maknanya, Imlek menjadi warisan budaya yang terus dilestarikan, tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Gong Xi Fa Cai! Semoga Tahun Baru Imlek membawa kebahagiaan, kesehatan, dan keberuntungan bagi semua. **