Prediksi Penurunan Goldman Morgan Stanley: Koreksi Pasar Saham Global 10-20 Persen Mendekat

Goldman-Morgan Stanley Prediksi Koreksi Pasar Saham 20%
Saham/(ilustrasi/@pixabay)

Faktaambon.id, NASIONAL – Setelah menikmati reli panjang yang didorong oleh euforia kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan ekspektasi penurunan suku bunga, pasar saham global kini menghadapi peringatan serius. Dua bank investasi raksasa AS, Goldman Sachs dan Morgan Stanley, pada Selasa (4/11/2025) memperingatkan investor untuk bersiap menghadapi penurunan tajam.

Pasar ekuitas di seluruh dunia memang telah melonjak ke rekor tertinggi tahun ini, termasuk indeks utama AS, Nikkei Jepang, hingga Kospi Korea Selatan. Namun, CEO Goldman Sachs, David Solomon, memprediksi kemungkinan penurunan 10 hingga 20 persen dalam 12 hingga 24 bulan ke depan. “Semua berjalan lancar, lalu mundur agar orang-orang dapat mengevaluasi kembali,” katanya di Hong Kong.

Koreksi Dianggap Normal dan Sehat

Meskipun Prediksi Penurunan Goldman Morgan Stanley terdengar mengkhawatirkan, kedua pemimpin bank tersebut menekankan bahwa pembalikan seperti itu adalah hal yang wajar. David Solomon mencatat bahwa penurunan 10 hingga 15 persen sering terjadi, bahkan dalam siklus pasar bullish jangka panjang, dan itu bukan sesuatu yang mengubah keyakinan struktural untuk alokasi modal.

Senada dengan Solomon, CEO Morgan Stanley, Ted Pick, mengatakan bahwa investor harus menyambut baik penurunan berkala. Ia menyebut koreksi tersebut sebagai perkembangan yang sehat, alih-alih tanda-tanda krisis makro. Pandangan ini muncul setelah IMF dan pejabat bank sentral seperti Jerome Powell (The Fed) juga memperingatkan tentang valuasi saham yang sudah terlalu tinggi. Intinya, Koreksi Pasar Saham Global adalah penyesuaian yang perlu terjadi.

Asia Tetap Menjadi Titik Terang Investasi

Di tengah prediksi Koreksi Pasar Saham Global, Goldman Sachs dan Morgan Stanley justru menunjuk Asia sebagai titik terang (bright spot) untuk beberapa tahun ke depan. Perkembangan positif, termasuk pakta perdagangan AS-Tiongkok, menjadi salah satu alasannya. Goldman memperkirakan alokator modal global akan terus tertarik pada Tiongkok sebagai salah satu ekonomi terbesar dunia.

Morgan Stanley juga tetap optimistis terhadap Hong Kong, Tiongkok, Jepang, dan India karena kisah pertumbuhan mereka yang unik. Ted Pick menyoroti beberapa tema investasi multi-tahun yang menarik di Asia:

  • Reformasi tata kelola perusahaan di Jepang.
  • Pembangunan infrastruktur di India.
  • Sektor AI, EV (Electric Vehicle), dan bioteknologi di Tiongkok.

(*Drw)