Faktaambon.id, NASIONAL – Kegiatan Pesta Rakyat Garut yang merupakan bagian dari rangkaian pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, berakhir tragis. Acara yang seharusnya meriah justru berubah menjadi kericuhan yang menewaskan tiga orang warga, termasuk seorang anak dan anggota polisi.
Insiden terjadi pada Jumat (18/7) saat digelarnya agenda hiburan rakyat dan pembagian makanan gratis di kawasan Alun-Alun Garut serta Pendopo Kabupaten Garut. Ribuan warga dari berbagai daerah memadati lokasi sejak sebelum salat Jumat.
Menurut penuturan warga bernama Aef (55), kerumunan sudah terbentuk sejak siang dan semakin membludak selepas salat Jumat.
“Sudah penuh, ramai, saling berdesakan,” ujar Aef ketika ditemui di lokasi.
Kericuhan Tak Terhindarkan
Situasi tidak terkendali ketika massa mulai berdesakan di gerbang utama menuju area Pendopo Garut, tempat makanan gratis dibagikan. Akibatnya, terjadi dorong-mendorong yang menyebabkan beberapa warga terjatuh dan terinjak-injak.
Petugas keamanan yang terdiri dari polisi dan Satpol PP tampak kewalahan mengendalikan arus massa. Beberapa warga dilaporkan mengalami sesak napas hingga pingsan. Tim medis yang bersiaga di lokasi langsung melakukan evakuasi terhadap korban.
Tiga Korban Jiwa dalam Insiden Pesta Rakyat Garut
Pihak RSUD dr. Slamet Garut mengonfirmasi adanya tiga korban jiwa dalam insiden Pesta Rakyat Garut ini, yakni:
Vania Aprilia (8 tahun), warga Kelurahan Sukamentri, Garut Kota
Dewi Jubaeda (61 tahun), warga Garut
Bripka Cecep Saeful Bahri (39 tahun), anggota Polres Garut
Kabar duka tersebut dibenarkan oleh Mela Puri, ibu dari Vania Aprilia. Ia tampak terpukul saat ditemui di RSUD.
“Iya, anak saya (meninggal),” ucap Mela dengan suara lirih.
Hiburan Tetap Berjalan di Tengah Tragedi
Meski kericuhan menelan korban jiwa, acara hiburan di Alun-Alun Garut tetap berlangsung. Artis pengisi acara tetap bernyanyi di atas panggung di tengah suasana duka dan kekacauan.
Insiden kericuhan Pesta Rakyat Garut ini menjadi sorotan publik dan mengundang pertanyaan tentang manajemen kerumunan dalam kegiatan yang melibatkan masyarakat luas. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari penyelenggara atau pemerintah daerah terkait evaluasi acara tersebut.













