Banjir Bandang Bolaang Mongondow Akibat Hujan Intensitas Tinggi, 120 Jiwa Terdampak

Banjir Bandang Bolaang Mongondow: 120 Jiwa Terdampak
Banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Rabu (29/10). BPBD mencatat delapan unit rumah rusak ringan, satu rumah rusak sedang, satu rumah hanyut dan satu unit sekolah terdampak. Sumber Foto: BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow

Faktaambon.id, NASIONAL – Bencana hidrometeorologi basah dilaporkan menerjang Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi terjadinya Banjir Bandang Bolaang Mongondow pada Rabu (29/10/2025) malam.

Banjir bandang tersebut dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang. Bencana ini melanda dua kecamatan di kabupaten tersebut sekitar pukul 22.00 waktu setempat, menyebabkan kerugian material dan kemanusiaan.

Berdasarkan laporan yang diterima BNPB hingga Kamis (30/10/2025) pagi, bencana ini telah menyebabkan dampak signifikan bagi warga setempat. Laporan resmi BNPB menyebutkan: “Sebanyak 120 jiwa terdampak kejadian ini.”

Dampak Bencana Hidrometeorologi: Kerusakan Material Parah

Selain dampak kemanusiaan, Banjir Bandang Bolaang Mongondow juga menyebabkan kerusakan material yang cukup parah. BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow mencatat rincian kerusakan fisik:

  • 8 unit rumah rusak ringan
  • 1 unit rumah rusak sedang
  • 1 unit rumah hanyut terbawa arus
  • 1 unit sekolah terdampak

Merespons kejadian ini, BPBD dan tim gabungan setempat langsung bergerak cepat ke lokasi bencana. Tim gabungan segera melakukan evakuasi warga yang terdampak. Mereka dipindahkan ke tempat ibadah terdekat yang dinilai lebih aman sebagai lokasi pengungsian sementara.

Selain evakuasi, tim di lapangan juga langsung mendistribusikan bantuan kebutuhan dasar bagi warga terdampak untuk penanganan darurat.

Imbauan BNPB: Pentingnya Rencana Kedaruratan Keluarga

Menyikapi laporan ini, BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah di wilayah dengan potensi hujan lebat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Dampak Bencana Hidrometeorologi.

Ada beberapa langkah pencegahan yang harus dilakukan, terutama jika beraktivitas di luar ruangan. BNPB menyarankan:

  • Memantau prakiraan cuaca secara berkala.
  • Memelihara saluran drainase dan daerah aliran sungai.
  • Pemantauan kondisi tanggul.
  • Mempersiapkan rencana kedaruratan mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas.

Rencana kedaruratan ini, lanjut BNPB, sangat penting agar warga mengetahui langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana, seperti jalur evakuasi, titik kumpul aman, serta cara mengakses pertolongan pertama dan informasi darurat.

(*Drw)