Faktaambon.id, LIFESTYLE – Mi instan telah lama menjadi makanan favorit banyak kalangan di Indonesia. Alasannya sederhana: praktis, murah, dan rasanya yang kuat di lidah membuat siapa saja ketagihan. Namun, di balik kenikmatannya, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa makanan ini tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Ada Batas Aman Makan Mi Instan yang perlu diperhatikan agar tubuh tetap sehat dan bugar.
Kandungan gizi dalam mi instan sering menjadi sorotan karena dianggap tidak seimbang. Makanan cepat saji ini cenderung sangat tinggi karbohidrat, lemak jenuh, dan natrium. Sebaliknya, mi instan sangat rendah kandungan protein, vitamin, serta mineral esensial yang dibutuhkan tubuh.
Risiko Mi Instan Berlebihan: Sindrom Metabolik pada Wanita
Ahli gizi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Tri Kurniawati, memberikan saran tegas terkait frekuensi konsumsi mi instan. Menurutnya, Batas Aman Makan Mi Instan maksimal adalah dua bungkus per minggu.
Tri menjelaskan dampak buruk yang bisa terjadi jika frekuensi ini dilewati.
“Konsumsi mi instan lebih dari dua bungkus seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik pada wanita,” jelas Tri.
Sindrom metabolik adalah sekumpulan kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Selain itu, Risiko Mi Instan Berlebihan juga dapat memicu tekanan darah tinggi dan obesitas.
Untuk mengurangi dampak negatif dan membuatnya lebih bergizi, Tri menyarankan masyarakat agar selalu menambahkan bahan pelengkap saat mengonsumsi mi instan. Tambahkan sayuran segar dan sumber protein seperti telur, potongan ayam, atau tahu. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
Porsi, Frekuensi, dan Waktu yang Perlu Dihindari
Lantas, kapan waktu terbaik untuk makan mi instan? Menurut dr. Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad, sebenarnya tidak ada waktu khusus yang dilarang total. Kunci utamanya terletak pada porsi dan frekuensi.
“Kalau dimakan sesekali, misalnya seminggu satu atau dua kali, masih boleh. Tapi jangan pagi, siang, sore semuanya makan mi instan,” ujarnya.
Anjuran ini kembali menegaskan pentingnya menjaga frekuensi agar tidak melewati Batas Aman Makan Mi Instan.
Satu hal yang perlu dihindari adalah mengkonsumsi mi instan pada larut malam, yaitu sekitar pukul 10 malam ke atas. Sebuah penelitian dalam Journal of Stress & Health menunjukkan alasan penting dibalik larangan ini. Makanan tinggi lemak yang dikonsumsi menjelang tidur dapat mengganggu siklus tidur. Selain itu, konsumsi larut malam juga berpotribusi pada peningkatan kadar hormon stres dalam tubuh.
Oleh karena itu, meskipun mi instan praktis dan lezat, kendali diri dan kesadaran akan nutrisi adalah kunci untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Selalu perhatikan frekuensi dan imbangi dengan asupan gizi yang seimbang.
(*Drw)













