Faktaambon.id, NASIONAL – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan sebuah fakta penting tentang harga Energi Indonesia. Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, ia menyatakan bahwa harga jual eceran untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), tarif listrik, dan LPG 3 kg yang dibayar masyarakat saat ini berada jauh di bawah harga keekonomian atau harga aslinya.
Pemerintah mengambil langkah penting ini. Pemerintah secara aktif menanggung selisih harga tersebut. Selisih ini dialokasikan melalui dana subsidi energi dan kompensasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kebijakan ini bertujuan utama untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.
Rincian Subsidi Jumbo untuk BBM dan LPG 3 Kg
Untuk menggambarkan besarnya subsidi energi, Purbaya memberikan contoh konkret untuk beberapa produk:
Data ini menunjukkan bahwa subsidi energi paling signifikan terdapat pada LPG 3 kg. Dengan harga keekonomian mencapai Rp42.750 per tabung, pemerintah menanggung 70% dari harga tersebut. Ini menekan harga di tingkat agen penyalur menjadi sekitar Rp12.750 per tabung.
Komitmen Anggaran dan Peningkatan Ketepatan Sasaran
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus menyalurkan subsidi energi ini. Upaya untuk meningkatkan ketepatan sasaran juga terus dilakukan. Harapannya manfaatnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Pagu anggaran yang ditetapkan untuk subsidi dan kompensasi energi pada tahun 2025 adalah sebesar Rp498,8 triliun. Angka ini menunjukkan peran vital pemerintah dalam menopang biaya hidup masyarakat. Hingga Agustus 2025, realisasi penyaluran dana tersebut telah mencapai Rp218 triliun. Angka ini setara dengan sekitar 43,7% dari total pagu yang ditetapkan.
Realisasi ini menunjukkan bahwa penyaluran subsidi energi berjalan sesuai target. Dana ini menjadi salah satu komponen belanja negara terbesar. Besarnya alokasi dana ini mencerminkan peran vital pemerintah dalam menjaga stabilitas harga di tengah fluktuasi harga energi Indonesia dan global.
(*drw)
